Thursday, September 24, 2015

harus kemana di samarinda?


Not even once in my life, I've ever consider myself as a photographer. No, I am not a photographer, I am just a girl with Nikon. Buat saya, selain emang skill motret yang standar abis, fotografi itu cuma hobi. Sama seperti naik gunung. Dulu kalau tidak salah, ada teman yang pernah bilang begini, "Luh, kenapa sih lo ga buka usaha semacam buka trip kemana-mana gitu, kan lo seneng travelling tuh? Kan enak, sambil liburan sambil kerja." Errr.. no. Kenapa saya bilang no? Karena ketika pekerjaan masuk ke ranah setingan "holiday mode on" buat saya itu ganggu banget. Saya jadi ga bisa maximize my adventurous and spontaneous mood, karena saya punya tanggung jawab yang berhubungan dengan komitmen orang yang membayar saya. 

Begitu pun fotografi. Saya sudah pernah trial and error (banyakan errornya sih) motret untuk pra wedding teman dan saudara saya. Ketiga-tiganya tidak dibayar dan saya memang maunya begitu. Dengan demikian, kalau misalnya hasil fotonya jelek, eh, ya jangan komplain dong yah, kan situ ga bayar saya. Hehe. Dengan demikian pula, saya merasa lebih bebas untuk eksplor tanpa terlalu terbebani oleh request anu ini itu dari (so called) misalnya client. 

But then again.. there's always a first time for everything.