Wednesday, March 28, 2012

menulis


“Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?" -Pramoedya AT

Malam ini twitter membawa saya pada satu blog yang sangat menarik. Saya suka sekali tulisannya. Menurut saya, membaca manusia itu lebih mudah dengan membaca karya tulisannya daripada mendengarkan dia bicara. Apakah tulisan itu misalnya memenuhi standar penulisan atau bahkan jurnalistik yang baik atau tidak, tak ada yang ambil pusing. Saya hanya ingin mengenalnya dan tercekat, wah, keren sekali dia. Dalam waktu 30 menit, saya habisi blognya, membaca detail setiap ceritanya, memahami setiap kosakatanya dan tersenyum setelahnya. :)

Menulis. Entah apa jadinya saya tanpa menulis. Mungkin saya adalah orang paling mati rasa di dunia. Tulisan saya sebenarnya tidak bagus-bagus amat, tapi bodo amat, siapa peduli? Menulis adalah salah satu alat bertahan hidup saya yang utama, setelahnya mungkin saya akan sisipkan main hockey, piano, gitar, menonton film dan tertawa. Alat-alat yang membuat kepala saya tetap waras dan selalu merasa punya teman bercerita.

Blog ini, entah kenapa saya tidak pernah merasa perlu untuk mempublishnya di jejaring sosial. Mungkin karena deep down inside, saya tahu kebanyakan isinya adalah sampah hahaha dan gengsi saya memang sepertinya cukup besar. Blog ini banyak menyimpan bagian lain dari saya, dengan kata lain, the cheesy part of me (alay) hahaha yang tidak perlu semua orang tahu. Dibalik tawa, tidak selalu tersimpan cerita bahagia. Tentang putus cinta, atau ketika sedang gundah gulana atau marah? Saya tuliskan semua disini. Rasanya selalu menyenangkan setelah menulis.

Setelah membaca blog si Mas yang saya sebutkan diatas, maaf kayanya saya ga perlu sebut nama orangnya, bisa-bisa nanti dia curiga macam-macam haha, saya jadi terpikir, adakah orang asing yang tak mengenal saya membaca tulisan-tulisan saya dan tersenyum setelah membacanya? Walaupun dia tidak sepenuhnya memahami saya, atau mungkin dia baru saja mengalami kejadian yang serupa dengan saya. Malam ini saya tertolong oleh blog si Mas, membacanya berulang-ulang dan jadi terinspirasi untuk kembali memposting sesuatu di blog saya.

Image and video hosting by TinyPic

setelah pulang malam sehabis bersenang-senang bersama teman-teman dan makan besar, saya masih sempatkan membaca blogmu lho.. dan menulis post ini. Thank you, whoever you are. :)

...


Tuesday, March 27, 2012

picnic in prison

Image and video hosting by TinyPic

It such a sunny windy morning when i get up at six and packed my camera bag. I have a very interesting place to go to today. I always had a very big curiosity with this place, wanted to enter and capturing every round of corner, perceiving every side of their daily life, sensing their hope, desire and anxiety. Very intriguing.

This prison was built in 1817 by the Netherland government. Designed by Wolff Schoemaker, this magnificent prison form in trapezoid shaped. It used to be a political prison when the Netherlands Government still in charge. This prison built in over six hectares of land. Four hectares are used for offices and residential rooms and divided into four blocks (West, East, North, and South) consists of two floors with 552 rooms, 37 rooms was no longer habitable and the rest are the isolation room.

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Friday, March 23, 2012

terbangun di bandung


bertemu pak zulkifli dan ibu titien, bertemu nunung, bertemu keponakan, lalu teman lama, berenang di tempat langganan, pianoku tersayang, tempat tidurku yang extra besar, juice pisang dicampur buah naga, makaannn-makaan, oh sungguh merindu jalan tinju.

SENANG!


...

Wednesday, March 21, 2012

di teras portico

Jakarta sedang resah. Tiga belas menit kemudian dia basah.

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Portico, Jakarta. Kala menunggu perhelatan busana yang membosankan. Oh, sungguh ingin sekali melemparkan sepatu tinggi ini jauh-jauh, kakiku pegal komandan!

...

Tuesday, March 20, 2012

simply delightful

Its kinda funny, how everytime i received a package of preview material for the magazine, instead of checkin' out their latest collection, i go through their backstage photos first. I always love everything that related to behind the scene documentary. All i can tell, backstage is where the real action is. Everything looks surprisingly chaotic. I think the backstage photos are so much more representative and beautiful than the show itself. Seems so much more real than the boring runway shots. Can you tell by looking all of these capt? This one is from Chanel Spring/Summer Collection 2012. Photos taken by Benoit Peverelli. This is what i called 'a beautiful mess'. The Italian would say, perfetto!
...

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

...

Monday, March 19, 2012

disini dan begini saja

Image and video hosting by TinyPic

kita hanya satu dari ribuan kemungkinan skenario yang bertautan tak beraturan.
Menggenapkannya secara sederhana, menyeluruhi makna yang tertinggal setengah.

Ah, capek ya?

Image and video hosting by TinyPic

...

seaorgasm


Saya bermimpi tentang pasir pantai lalu berenang di lautan. Menyelam sampai dasar, sunyi, hening, hanya melihat sebaris cahaya tanpa riuh rendah. Mencandai sekelompok ikan yang bersembunyi di balik terumbu karang hingga berhamburan berbalap-balapan. Lalu kembali ke darat dengan lelah dan punggung yang terbakar hebat. Sebatang rokok marlboro putih yang menyelip diantara bibir, sembari kerepotan membawa fins dan google, merapikannya dengan tergesa. Tak sabar ingin segera meminum es rumput laut dingin atau mungkin es kelapa muda yang dagingnya seperti ingus meler di bawah hidung bocah berusia lima tahun.

Berlama-lama di bawah hingga terasa sensasi asin memenuhi kerongkongan. Rindu membersihkan kulit kepala yang penuh dengan gumpalan pasir, jalinan rambut yang semakin memerah. Sungguh, saya tak pernah keberatan jadi gembel di lautan. Muka berwarna tomat meringis menahan pedih di paha yang berdarah tergurat karang yang kasar. Duduk disisi perahu paling depan, mencoba menyentuh air laut dengan ujung kaki yang kencang terbawa mesin yamaha 15dk.

Aahh... Seaorgasm. Kapan saya bisa menyentuhmu lagi? Menelanjangimu sampai hidung saya perih dan kehabisan nafas. Meniduri setiap bulir pasir yang berbekas kasar di tumit belakang. Menikmati matahari menjauh perlahan meninggalkan bekasnya yang hangat di perpaduan langit dan daratan.

Image and video hosting by TinyPic

sayup-sayup suara Bono meraung-raung membangunkan saya, katanya;

what you dont have you dont need it now!


Ok. Baiklah, Mas Bono.

...

Sunday, March 11, 2012

berganda

ada makhluk bermuka dua. mereka yang gemar bersilat suara. lalu lelaki hidung belang yang tak mengenal rupa. perempuan lemah yang haus romansa. kerlingan mata menggoda pembawa derita. air mata buaya. tetua yang pintar sekali mencari mangsa, menelannya bulat hingga menjadi kotak dan membiarkannya tergeletak. semua serba tak terduga. entah iba atau benar cinta. resah, kusut, terus-menerus bergejolak di kepala walau mulut hanya tertawa.

Ah manusia.. kamu adalah makhluk paling rumit yang hidup di dunia.

Tak heran Tuhan pun ternyata tak tahan hidup satu atap dengan Adam.

Lalu diusirnya keluar.

...

Friday, March 2, 2012

i like him

Image and video hosting by TinyPic

GODOD SUTEJO A PAINTER OF A QUITE WORLD
***
Labelled as the natural painter, trying to create a quiet and peaceful of serene heart. Reminiscent an array of Haiku, a beautiful traditional Japan poetry. “Emptiness could be so meaningful if that could lead to a space of strengthness. Emptiness has its own environment of encouragement that awakens a sense of magical power”, Godod says.

As we can see, Godod Sutejo’s painting presents a large part of emptiness. “Emptiness is not an absence. Emptiness does exist and real”, he added. Move through the obstacles of emptiness; fear of loneliness and to heal those armored secret places inside against his longing for expression.

Godod Sutejo was born on 12th January 1953 in Wonogiri Central Java and finished his bachelor of fine arts in Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI)/ASRI. He is married to Sugiarti and has four children; As Truni Ahingani, Gongsor Giriworo, Sanga Nawa Songo and Wra Isworo Nabastala. Through his paintings he tried to offer a terror of peacefulness as he had been fed up with violence prevails. Desolation, quite, alienated, estranged, being a form of another terror for disseminators of peace.

Apart from relying on technical skills he has developed for years, Godod also takes a spiritual path, praying and selecting the right time to start or finish a painting. Godod’s paintings have a peaceful, serene, calmness and cool nuances, convincing us further that compared to the greatness of universe, human beings are very small in the hand of God. "I want my paintings to serve more than just to comfort the collectors' eyes but also their hearts and souls”, he explains.

Since being active in Pasar Seni Jaya Acol from 1975 untill 2008, more than 100 times he was involved in a collective exhibition. Started with the collective exhibition with the Art Fair Taman Ganesa Bandung, he continued with other exhibitions in some cities in Indonesia, like Jakarta, Banda Aceh, Padang, Bali, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, etc. He has also hosted a solo exhibition in Japan and Switzerland.

...

Image and video hosting by TinyPic
anak krakatau

Image and video hosting by TinyPic
Masjid Agung Jogja

Image and video hosting by TinyPic
Pergi ke Pura

A piece of my writing as published in Registry Magazine.
Suddenly, i admire this humble painter.

...


Thursday, March 1, 2012

(belajar) menikmati hidup


hidup, dinikmati ya? oh maaf saya pikir selama ini saya harus berpikir keras untuk membuat segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, dengan demikian, saya akan bahagia.

Dalam tawa saya yang selalu tergelak, teman saya menyindir. Mungkin dia hanya bercanda, atau mungkin serius, entah apa maksudnya. Yang jelas, otak saya menangkap penuh kalimatnya. "Hidup itu dinikmatin Gal, ga melulu harus dipikirin."

dan tawa saya menggantung mendengar kalimatnya..

Adalah Galuh yang selalu berpikir ini dan itu. Bagaimana kalau saya begini? Bagaimana kalau saya begitu? Apakah ini salah? Apakah ini benar? Seperti memainkan sebuah pertandingan yang harus selalu berstrategi dan terencana. Ya, ternyata hidup tak begitu. Dan yang namanya wasit, ternyata tak selalu ada. Tak selamanya yang salah mendapat hukuman, atau yang benar mendapat gelar juara.

Adalah dia yang selalu berpikir hidup itu tak perlu terlalu serius. Yang kerap menggoda saya. "Serius amat sih. Hidup itu cuma menunggu kematian. Santai saja.", katanya. Komentar-komentarnya yang selalu mengundang tawa saya. Sudut pandangnya yang absurd yang membuat saya mengernyitkan kening. Atau helaan kesal nafasnya setiap saya berpikir keras untuk membalas ciumannya atau tidak. Haha. "Lu terlalu serius", selalu saja keluar dari mulutnya.

Hari ini. Hari pertama di bulan Maret. Minggu ketiga di Jakarta. Saya memutuskan untuk berhenti berencana. Tentu saja, bukan berarti mimpi-mimpi itu hilang. Tapi saya akan mencoba berpikir lebih sederhana. Dijalani sembari dinikmati, mungkin akan terasa lebih mudah.

Dan oh ya.. Mr. 6 tahun saya memaafkanmu. Sudah. Kamu bisa panggil saya teman. Dan juga sebaliknya. Maaf, kalau saya terlalu lama menyimpan dendam. But i think it’s human nature to get attached when we’ve invested a lot of time in something.

Like a furry little kitten in the arms of a six year old kid, we.. sometimes hold too tight..

...

*sambil mendengarkan Katie Herzig - Lost and Found*

and i believe i would just survive